Malang Night Surfing
Puluhan surfer (peselancar) dari berbagai penjuru tanah air berlaga menaklukkan deburan ombak di Pantai Wedi Awu, Desa Purwodadi, Kecamatan Tirtoyudo, Sabtu (2/11) malam. Mereka unjuk gigi diatas papan selancar pada event Malang Night Surfing, yang termasuk rangkaian Malang Beach Festival dalam rangka perayaan Hari Jadi Kabupaten Malang ke-1259.
Event ini menjadi event terunik yang digelar di Kabupaten Malang, bahkan di Jawa Timur. Karena, bila biasanya kegiatan surfing dilakukan pada siang hari, kali ini eksibisi surfing dilakukan di malam hari. Meski telah dilengkapi fasilitas pencahayaan yang mumpuni di area surfing, namun tingkat kesulitan
Berselancar jauh lebih sulit dan menantang di malam hari.
Pada Malang Night Surfing ini, para surfer tak hanya harus jeli dalam melihat kemana arah ombak membawa, tetapi juga harus menahan dinginnya malam yang menusuk tulang. Apalagi, sebelumnya kawasan pantai ini juga sempat diguyur hujan cukup deras. Bahkan, saat kegiatan surfing pun hujan masih mengguyur.
Meskipun begitu, antusias baik surfer maupun masyarakat yang hadir tetap luar biasa. Derasnya hujan tidak menghalangi semangat mereka.
Sebelum kegiatan night surfing berlangsung, acara terlebih dahulu dibuka dengan penampilan reog ponorogo lengkap dengan iringan gamelan. Selanjutnya, suasana dibuat lebih hangat dengan sajian penampilan dari Malang Fire Dance. Bahkan, tamu serta masyarakat yang hadir juga turut menari bersama para penari yang membawa api.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan penghargaan kepada seluruh peserta yang turut berkontribusi dalam event yang baru pertama digelar ini. Setelah itu, para peserta pun bergantian menjajal ombak Pantai Wedi Awu di malam hari.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (disparbud) Kabupaten Malang Dr Made Arya Wedhantara mengatakan, event ini merupakan terobosan dari Dinas Pariwisata untuk mempunyai satu event yang unik dan membedakan dari pantai lain diluar Kabupaten Malang. "Disini ada spot (surfing) untuk pemula hingga profesional. Tidak perlu jauh ke tengah laut untuk surfing," ujarnya.
Menurutnya, spot ini termasuk unik dan luar biasa untuk surfing. "Sudah sangat pantas jadikan event ini terunik, mudah mudahan satu satunya di Jawa. Membawa Kabupaten Malang terkenal di seluruh Indonesia," ungkapnya.
Dia berharap, event ini bisa terus berkembang, sehingga bisa menarik banyak wisatawan untuk datang. "Bisa memakmurkan masyarakat di desa sini. Semua destinasi wisata di Kabupaten Malang bisa dikenal," kata dia.
Sementara itu, Bupati Malang yang diwakili oleh Asisten I Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Malang Suko Wiyono menyampaikan, sektor pariwisata merupakan salah satu dari tiga fokus utama pembangunan di Kabupaten Malang. Salah satunya dengan mengemas potensi wisata yang ada. "Pantai sebagai motor utama penggerak, berharap dukungan masyarakat dalam membantu promosi. Saya yakin kedepannya bisa menciptakan multiplier effect," ujarnya.
Event ini juga diharapkan bisa memberikan kontribusi positif. "Semakin meningkatkan kunjungan wisatawan, dapat membuka peluang usaha maupun lapangan pekerjaan baru," jelasnya.
Event ini sendiri menjadi tantangan baru bagi para peserta yang ikut. Salah satunya seperti yang diungkapkan oleh salah satu surfer cilik asal Bali I Made Pajar Ariana. Menurutnya, ombak di Pantai ini susah dibaca, dan hal itu menjadi tantangan tersendiri baginya."Disini ombaknya susah dibaca, jadi lebih menantang," kata dia.
Di sisi lain, Pajar mengaku menyukai pemandangan yang ada di Pantai Wedi Awu ini. Apalagi, terdapat jajaran bukit indah yang menjadi latar belakang saat dirinya berseluncur diatas papan surfing. Bocah yang sudah dua kali menjajal ombak Pantai Wedi Awu itu mengaku baru kali ini mencoba surfing di malam hari.
Usai beradu aksi, para peserta kemudian dimanjakan oleh sajian musik dari DJ Donna. Suasana semakin asyik ketika sang DJ memainkan note dari mixer nya. Para peserta pun hanyut dalam lantunan lagu sembari berjoget didepan panggung.
Naskah @fiscatk
Foto @doliphoto @sugengdeas @bayunovanta